GJI : BERGAYA DAN BERPRESTASI
SEMARAPURA - Berbicara tentang SMA Negeri 2 Semarapura (SMADARA) tentunya tidak pernah lepas dari torehan prestasi yang kian meroket. Salah satunya pada peringatan HUT Indonesia ke-67. Dengan gaya...
Dua kali menduduki juara pamuncak tentu bukan pencapaian yang mudah. Diperlukan semangat serta disiplin yang tinggi untuk tetap bertengger di posisi ini. Purwati selaku pembina mengungkapkan, bahwa timnya sangat gigih untuk berlatih semaksimal mungkin. “Saya selalu memberikan motivasi dan sanksi agar tim binaan saya mampu menjadi yang terbaik lagi,” ungkap guru yang akrab disapa Bunda ini.
Guru berzodiak Cancer ini menambahkan, bahwa dia pasti menghukum anggota timnya yang terlambat. “Saya suruh scort jump kalau telat,” ungkapnya tegas. Kedisiplinan dalam berlatih yang diterapkan oleh guru Bahasa Indonesia ini ternyata berbuah manis. Tropi juara 1 akhirnya kembali “mendarat” di SMA Negeri 2 Semarapura.
Sementara itu, Danton GJI Ni Putu Chintya Permataswari mengungkapkan, perlu persiapan extra sebelum bertandang dihadapan orang banyak. Mulai dari persiapan fisik hingga mental, agar dapat menguasai semua koreografi (gerakan, red) dan tampil percaya diri diajang tahunan ini. “Saat lomba kami tampil habis-habisan, pokoknya harus mendapat juara 1 lagi,” ungkap Chintya saat diwawancarai SMAR’T.
Meski demikian, untuk meraih posisi pamuncak jelas diperlukan perjuangan keras. tak terkecuali harus menghadapi banyak halangan dan rintangan, khususnya saat latihan “Menyatukan 31 orang itu sangat sulit,” ungkap Chintya. Minimnya waktu untuk latihan yang hanya 2 minggu, adanya perbedaan pendapat, serta tim yang suka bercanda kadang membuat Chintya jengkel. “Tetapi keadaan seperti itu nggak berlarut, karena kesadaran timku untuk menang lagi dan aku pun harus berusaha untuk mengembalikan semangat mereka,” tambahnya.
Bantuan dan semangat dari pada alumni SMADARA juga turut membantu dalam latihan. “Bahkan kami latihan sampai jam 7 malam,” tutur gadis berkacamata ini. Meski demikian, hal tersebut bukan menjadi masalah bagi Chintya dkk. “Ya, selain itu Bu Purwati juga membantu kami dalam berias di salon miliknya,” tambah gadis kelahiran 1996 ini.
Sementara itu, salah satu peserta GJI, Erna Sugiutari mengatakan sangat senang bisa terpilih mengikuti kegiatan tersebut. “Senanglah, soalnya aku bisa membawa nama baik SMA Negeri 2 Semarapura,” ungkapnya tersenyum. Saat ditanya perasaanya setelah lomba, gadis berlesung pipi ini mengaku kaki dan badannya pegal semua karena menari. “Badanku sakit semua sampai dipijat sama ibuku di rumah. Meski capek, aku senang karena bisa dapat juara 1 lagi,” jawabnya sambil tersenyum simpul. (ndh/mir)